Ekspedisi ini saya lakukan ketika menjalankan tugas KKN-PPM 2013 (Kuliah Kerja Nyata-Program Pengabdian Masyarakat) pada suatu daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota. KKN merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa di Universitas Andalas, dan kegiatan pengabdian masyarakat ini akan berjalan selama lebih kurang 50 hari. Kebetulan saya ditugaskan di Nagari Sungai Antuan, Kec. Mungka, Kab. Limapuluh Kota. Guna mengisi waktu luang ketika di lokasi, sebelum hari keberangkatan saya melakukan searching tentang potensi objek wisata yang terdapat pada daerah ini. Dan ternyata daerah ini menyimpan seribu potensi wisata yang sangat menarik dan patut untuk dijelajahi. Pada umumnya di daerah ini banyak terdapat air terjun, diantaranya air terjun burai, air terjun jaro, air terjun lubuk bulan, dll. Namun yang paling menarik perhatian saya adalah air terjun lubuk bulan, karena masih ada misteri yang belum terkuak didalamnya, bahkan sampai detik ini.
Menurut penuturan masyarakat sekitar, air terjun ini dinamakan air terjun lubuk bulan karena pada air terjun ini terdapat cekungan batu yang berbentuk seperti bulan. Air terjun ini tidak seperti air terjun lainnya yang memiliki aliran air yang jelas seperti sungai ataupun goa bawah tanah. Disini kita tidak akan menemukan satupun aliran sungai yang mengalir. Dan juga tidak terdapat mulut goa dimana air tersebut dapat mengalir. Namun tidak jauh dari air terjun, terdapat sebuah mata air. Sebagian masyarakat percaya, air tersebut merupakan aliran dari air terjun lubuk bulan. Ini merupakan satu-satunya air terjun di Sumatera Barat bahkan di Sumatera yang tidak memiliki aliran air yang jelas.
Air terjun ini terletak pada jorong koto tinggi kubang balambak, kenagarian simpang kapuak, kecamatan mungka, kabupaten lima puluh kota. daerah koto tinggi kubang balambak merupakan salah satu daerah terisolir di kabupaten limapuluh kota. untuk mencapai daerah tersebut dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari kota payakumbuh.
Setelah beberapa hari menjalani KKN, Saya berhasil mengajak beberapa orang pemuda setempat untuk menemani saya dan teman-teman mencari lokasi air terjun tersebut. Setelah mempersiapkan segala perlengkapan dan logistic, kami pun memulai perjalanan dengan menggunakan motor. Jika perjalanan dimulai dari kota payakumbuh, kita dapat menggunakan angkutan umum ke daerah danguang-danguang. Dan dari sini kita dapat menyewa ojek ke daerah simpang kapuak. Namun untuk bertualang ke air terjun ini saya lebih menyarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor (jika ada motor trail) karena medan yang dilalui sangatlah berat dan hanya dapat dilalui motor.
Dari kota payakumbuh ke nagari simpang kapuak akan memakan waktu perjalanan selama 1.5 jam. Selanjutnya, dari sini kita akan melewati trek pendakian bukit. Trek ini berbentuk jalan setapak namun masih bisa dilalui sepeda motor. Tanjakan yang begitu terjal mengharuskan penumpang untuk turun dari motor dan harus melanjutkan dengan berjalan kaki hingga puncak bukit. Setibanya dipuncak bukit kita telah disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah, dari ketinggian ini kita dapat memandang lepas ke seluruh penjuru. Dari sini kita masih harus melanjutkan perjalanan ke perkampungan terakhir, yakni jorong koto tinggi kubang balambak. Jalanan yang dilalui merupakan jalan setapak yang biasa dilalui warga. Nah, dari sini kita akan memasuki kawasan hutan dan perkebunan warga. Setelah melewati 3 jam perjalanan, kita akan tiba pada pemberhentian terakhir, namun perjalanan masih tetap dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Perjalanan akan dilanjutkan dengan menyisiri hutan yang ditumbuhi dengan pepohonan besar. Namun sayang sekali, sepanjang perjalanan kami banyak menemukan aksi illegal logging. Sangat banyak terjadinya pembalakan liar. Tentunya ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap dampak yang dihasilkan dari tindakan mereka. Dengan setengah jam berjalan kaki, kita akhirnya sampai pada tujuan akhir, yakni air terjun lubuk bulan. Dengan jarak yang terlalu jauh dan akses yang susah untuk menuju lokasi, membuat tempat ini masih sangat alami. Satupun kami tidak menemukan sampah plastic selama perjalanan.
Sungguh luar biasa, air terjun ini sempat membuat saya merinding ketika melihatnya pertama kali, tenang dan sunyi. Air yang jatuh dari ketinggian 50 meter menghasilkan riuh yang membawa kedamaian. Di belakang air terjun terdapat cekungan seperti goa. Dan yaa benar seperti apa yang saya baca di internet dan informasi yang beredar di masyarakat, setelah menyelidiki dan mencari-cari kami tidak menemukan satupun aliran air seperti sungai dan mulut goa bawah tanah. Air pada lubuk air terjun ini sangat tenang, tidak terdapat aliran yang mengalir ke suatu titik pun.
Namun menurut perkiraan saya dengan melihat sekitar lokasi air terjun. Pada zaman dahulu, terjadi suatu fenomena alam yang sangat dahsyat yang mampu merutuhkan tebing di sekitar air terjun dan menutup aliran sungai tersebut. Ini dibuktikan dengan banyaknya tumpukan batu-batu besar di sekitar air terjun. Dan mungkin saja aliran air tersebut masuk ke goa bawah tanah dimana pintu goa ditutupi oleh batu-batu besar.
Yaa itu hanya sekedar pendapat, air terjun ini tetap menyimpan sejuta misteri yang belum terpecahkan. Dan selalu menciptakan daya tarik untuk setiap para petualang.
Setelah makan siang, dan mandi sejenak kami pun beranjak dari air terjun ini. Tak lupa bersyukur dan berdoa agar tempat ini tetap pada keadaan alaminya, jauh dari tangan-tangan yang tak bertanggung-jawab. Dan mudah-mudahan saya dapat kembali ke air terjun ini. amiin
No comments:
Post a Comment