Semenjak ada sosmed, hal postif yang bisa saya tangkap yaitu semakin banyaknya tempat-tempat wisata yang mencuat ke permukaan karena share dari orang-orang, Sebagai warga Padang, Sumatera Barat, saya juga sangat senang mengunjungi berbagai keindahan alam yang ada di Padang dan Sumatera barat. Jadi belakangan lumayan booming ini berbagai air terjun yang ada di Padang, salah satunya Air terjun Sarasah Sikayan Balumuik, ada yang bilang juga air terjun 7 tingkat, atau 100 tingkat, Saya juga bingung mana yang benar, banyakan orang-orang cuma bilang "Sarasah Gaduik".
Dari dulu sebenarnya dah sering dengar yang namanya "sarasah sikayan balumuik", cuma karena akses dan info yang gak begitu jelas dan susah di dapat (gak seperti sekarang) serta banyaknya cerita-cerita mistis dan mengerikan yang saya dengar, membuat niat yang dulu pengen explore jadi menciut. Tapi semenjak adanya sosmed, info-info terbaru dan situasi terkini pun jadi update, dan dari berita yang di dapat si kayaknya aman-aman aja, jadi semangat lagi untuk explore berbagai tempat-tempat menarik di Sumbar.
Jadi saya dan 5 orang teman saya, kebetulan ini yang hobinya emang suka berkelana, kami pun coba mengunjungi sarasah sikayan balumuik di gaduik ini. Perjalanan menuju gadut kalau dari rumah saya Andalas si lebih kurang 30 menit. Jadi bagi yang pernah dengar rumah sakit jiwa di gadut, nah terus aja lurus ke atas, nanti mentok nemu jalan aspal berbatu, tetap lurus aja sampai habis jalan lebih kurang juga memakan waktu 30 menit sampai45 menit. Nah setelah itu kalau ragu bisa tanya warga sekitar. Sebelum sampai tempat parkir motor, agak terus jalan sampai akhirnya ketemu warung, dan bisa titip motor disana.
|
Perjalanan menuju air terjun (Kyo, Gie, Miju, Dhita, Tika) |
Setelah titip motor, lebih kurang jalan sekitar 30 menit, akhirnya kami pun menemukan Air terjun yang di maksud. Kita menyebrang sungai untuk bisa sampai ke Air terjun. Karena sungai yang kering, jadi pas nyebrangnya bisa di bebabatuan. Ekspetasi awal si air terjunnya keren, tapi cuma sedikit tempat main, cuma ada kolam kecil, dan sungai di bawahnya juga kering dan gak begitu bisa jadi tempat main.
|
Sampai di lokasi, Sebelum nyebrang sungai |
|
Menyebrang sungai |
Kami sampai masih pagi, jadi matahari tepat berada di belakang air terjun, jadi pas difoto melawan matahari.. Karena masih sejuk, kami langsung siap siap mandi di bawah air terjun. Brrr~ segarnya air pegunungan yang dingin semakin semangat buat mandi-mandi. Awalnya masih sangat sepi, dan bahagia sekali rasanya hanya ada kami.
|
Matahari Pagi |
|
Miju, Kyo, Tika, Dhita |
Setelah main beberapa saat, kami iseng coba manja bebatuan di samping air terjun. Ternyata saya baru tau, kalau di atasnya juga ada lagi air terjun, dan area yang lebih luas untuk bermain. Dan lebih mengejutkan lagi, kami yang awalnya mikir cuma ada kami, gak taunya di atas lebih rame orang-orangnya,, hahaha (jadi malu sendiri). Sebenanrnya masih ada lagi di atasnya. Tapi jalan ke atas lebih menantang lagi dari pada menuju tingkat 2. Teman-teman pun melarang saya untuk coba ke atas. Setelah puas foto foto dan main di atas tingkat 2, saya pun kembali turun ke bawah, karena lebih sepi dan lebih leluasa buat main.
|
Manjat di tingkat ke2 |
|
Suasana Di tingkat 2 |
Setelah main beberapa jam, kami pun akhirnya memutuskan untuk kembali pulang. Karena bingung mau ganti baju dimana, kami memutuskan untuk mandi dan ganti baju di rumah salah seorang teman kami, sebut saja namanya Roku yang tinggal masih di kawasan gadut. Capek main-main yang ada setelah ganti baju malah ketiduran. Kelaparan dari siang, sorenya kami makan di pasar baru.
|
Jadi inilah cerita singkat saya petualangan di sarasah gaduik.
|
|
Miju, Gie, Kyo, Tika, Dhita, Roku |
No comments:
Post a Comment